Selasa, 27 September 2016

Cerita Dewasa Istriku di tukar lewat Film Porno

Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa  2016 “Cerita Dewasa Pesta Sex Bertukar Istri”, Sex Mahasiswi Suster 2016, Cerita Dewasa ABG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang. Berawal dari keluarga Boby dan keluarga Hanif yang menonton film porno, munculah untuk ide untuk bertukar Istri untuk berhubungan sex. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Dewasa Istriku di tukar lewat Film Porno | Cerita Sex Suster 2016, Cerita Dewasa ABG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Pesta Sex Bertukar Istri

Sebut saja nama saya Bobi (nama samaran saya),disini saya akan menceritakan pengalaman sexs saya yang saya pikir sagat menarik dan perlu dicoba oleh para pembaca. Saya akan menggambarkan sedikit tentang saya, umur saya 37 tahun, saya sudah berumah tangga selama 8 tahun. Sepanjang perjalanan rumah tangga kami ini, sampai hari ini-pun saya belum mempunyai keturunan.

Dalam hal keturunan saya memang belum mendapatkanya, namun yang membuat saya merasa sangat bahagia adalah, karena saya mempunyai istri yang begitu cantik dan sexy sekali. Karena saya mempunyai istri yang sepeti itu tidak sedikit para tetangga yang iri dengan saya, bisa dikatakan istri saya paling cantik di komplek kami.

Oh iya para pembaca, saya hampir lupa menyebutkan nama istri saya adalah Dela.
Para pembaca mungkin berpendapat kalau saya ini adalah seorang pecinta sex sejati dan punya nafsu sex yang luar biasa. Sampai-sampai bila kami kedatangan tamu, dan saya sedang ingin bercinta, saya-pun sering mengajak istri ke kamar untuk segera melakukan sex kilat.

Tapi saya senang sekali, karena ternyata istri saya tidak pernah menolak permintaanku itu sekalipun. Meskipun nafsu sex saya begitu tinggi, sebagai seorang suami saya tergolong suami yang setia pada istri. Mengapa saya bisa mengatakan seperti itu, karena selama dalam 8 tahun berumah tangga saya tidak pernah selingkuh apalagi sampai menyewa wanita bayaran untuk memuaskan hasrat sexs saya.

Hal ini bisa terjadi, mungkin karena istri saya selalu melayani birahi sexsku setiap saat.hhe. Sampai pada suatu, gelar kesetiaanku sayapun mulai agak tergoyah dengan hadirnya tetangga baru saya. Singkat cerita kami-pun akrab dengan tetangga baru itu, entah saat itu siapa yang mulai, initinya dalam waktu dekat kami sudah sangat akrab. Tetangga kami baru itu suami istri sama seperti kami, dan anehnya mereka juga belum punya keturunan seperti kami. Mereka adalah Hanif dan istrinya bernama Icha.

Perlu para pembaca ketahui, Icha ini adalah seorang istri yang tergolong masih muda, cantik, putih dan bentuk tubuhnya sexy sekali. Karena istri dari tetangga baru ini, bisa-bisa gelar setia saya bisa tergoyah nih,hhe. Body-nya itu loh para pembaca, beuhhhh… bohay gila. Alasan mereka pindah ke sini adalah karena tugas baru suaminya yang dipindahkan pada perusahaan cabang yang kebetulan kantornya berada di kota tempat tinggal saya.

Saya dan istri saya biasa memanggil mereka dengan sebutan Mas Hanif dan Mba Icha.
Bisa dibilang saat ini kami sudah seperti saudara saja, karena hampir setiap hari kami mengobrol di teras rumahnya atau sebaliknya. Saat itu pada suatu malam, seperti biasa saya bertamu ke rumah tetangga baru kami. Disana kami mengobrol panjang lebar dari A sampai Z.
Setelah kami selesai mengobrol panjang lebar, tiba-tiba Hanif menawarkan saya untuk nonton Film Porno yang ucap-nya baru dipinjamnya dari temannya saat itu. saat itu saya-pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film pornotentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, tiba-tiba istri Hanif ikut menonton Film itu bersama kami, dan saya berkata,

“ Wah, ini gimana ini Nif.. ?”, ucapku kaget.

“ Udah Mas tenang aja, inikan cuma tontonan Mas, lagian nggak bisa dipegang jugakan Mas.hhe ”, ucap Icha sembari tertawa kecil.

Belum sempai aku menjawabnya Icha sudah menimpa perkatataanya lagi,

“ Kalau Mas Bobi nggak keberatan, Mbak Dela diajak sekalian aja mas, hhe…”, ucapnya menyebut istri saya.

Saya tersinggung juga waktu itu. Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya saya pamit sebentar untuk memanggil istri saya yang tinggal sendirian di rumah.

“ Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga.. ?”, ucapistri saya ketika kuajak.

Pada akhirnya saya malu juga sama istri saya, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah Hanif. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun.
Paginya saya tidak bertemu Hanif, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya saya hanya melihat istrinya sedang minum teh. Ketika saya lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam.

Saya bilang Dela tidak mau kuajak sehingga saya langsung saja tidur. Matsaya jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodsaya. Tapi ah.., mereka kan tetangga saya. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, saya kembali ke rumah menemui istri saya.

Seperti biasanya kalau sudah begini saya langsung menarik istri saya ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Dela tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini saya benar-benar gila. Saya bergulat dengan istri saya seperti kesetanan. Kemaluan Dela kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai istri saya menjerit. Edan, kok saya sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.

Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Istri saya sampai terengah-engah menikmati apa yang kulsayakan terhadapnya. Dela langsung memegang Penisku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan,

“ Mas.., sekarang Mas..!”, pinta istri saya memelas.

Akhirnya saya mendekatkan Penisku ke liang kemaluan Dela. Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang. Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba istri saya bertanya,

“ Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..? “, ucap istri saya.

Saat itu tidak menjawan dan saya hanya diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Icha lah yang menaikkan biraiku pagi ini. Sorenya Hanif datang ke rumahku,

“ Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya.. ?”, tanyanya setelah kami berbasa-basi.

“ Maksudmu apa Nif.. ?”, tanya saya.

“ Istri saya tadi cerita, ucapnya tadi pagi dia melihat Mas Hanif dan Mbak Dela bergulat setelah ngobrol dengannya “, ucap
Loh, saya heran, dari mana Icha nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan. Saat itu Hanif langsung menambahkan,

“ Nggak usah malu Mas, saya juga maniak sex Mas.”, ucapnya tanpa malu-malu.

“ Begini saja Mas,”, tanpa harus memahami perasaanku, Hanif langsung melanjutkan,

“ Saya-punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara.. ?”,, .

“ Acara apa Nif.. ?”, tanya saya penasaran.

“ Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana.. ?”,, .

“ Pesta apaan..? Gila kamu.”,

“ Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refreshing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya.. ?”,, .

Malamnya, menjelang pukul 08.00 malam, Hanif-pun tiba bersama istrinya di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami. Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh istri saya, ada perasaan yang agak aneh kurasakan.

Saya tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan Hanif dari rumahnya. Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, saya mendekati istri saya dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Hanif juga menarik istrinya dan menciumi bibirnya.

Saya semakin terangsang, Dela juga semakin bergairah. Saya belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Dela sudah telanjang bulat, entah kapan saya menelanjanginya. Sesaat saya merasa bersalah, kenapa saya melakukanhal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku.

Kuperhatikan Hanif perlahan-lahan mulai mendudukkan Icha di meja yang ada di depan kami. Tidak lama kemudia Hanif-pun mengangkat rok yang dikenakan istrinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas. Saya semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya saya sudah menikmati permainan itu.

Icha juga tinggal hanya mengenakan Bra dan CD (celana dalam)nya saja. Saat itu Icha masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang. Perlahan-lahan Hanif membuka Bra Icha, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah penghalangnya terbuka. Kegilaan apa lagi ini, ucap dalam hatiku.
Seolah-olah Hanif menikmati.

Karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku. Kulihat istri saya yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Hanif. Kemudian kudekati Icha yang kini tinggal hanya mengenakan CD (celana dalam).

Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamsaya melakukannya dengan orang lain. Lalu kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut. Sementara Hanif kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Dela yang biasanya saya lah yang melakukannya. Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah Vagina Icha.

Kuelus bagian itu, walau masih tertutup CD (celana dalam), tetapi aroma khas kemaluan wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah. Perlahan-lahan kulepas CD (celana dalam)nya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Icha ini,

“ Peluklah saya Mas, tolonglah Mas..! ”, racau Icha seolah sudah siap untuk melakukannya.

Tetapi saya tidak melakukannya. Saya ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Tanpa buang waktu saya mulai memandangi seluruh bagian tubuh Icha yang memang betul-betul sempurna. Biasanya saya hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati.

Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja.
Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba kemaluannya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal. Bagian ini terasa sangat lembut sekali, mulut kemaluannya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.

“ Sssss... Aghhhhhh...”, desah Icha menikmati.

Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Icha meracau nikmat. Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Icha, kuhisap bagian putingnya, tubuh Icha bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih Penisku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah tsayat lepas.
Posisi Icha sekarang berbaring miring, sementara saya berlutut, sehingga Penisku tepat ke mulutnya.

Perlahan dia mulai menjilati Penisku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat. Icha memasukkan Penisku ke dalam mulutnya. Ya ampun, hampir saya tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Hanif dan istri saya seperti membentuk angka 69.

Dela ada di bawah sambil mengulum kemaluan Hanif, sementara Hanif menjilati kemaluan Dela. Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukanperjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami. Kini tiga jari kumasukkan ke dalam Vagina Icha, dia melenguh hebat hingga Penisku terlepas dari mulutnya.

Gantian saya sekarang yang menciumi kemaluannya. Kepalsaya seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam kemaluannya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Icha terengah-engah dan menjerit tertahan meminta supaya saya segera memasukkan Penisku pada Vagina-nya.

Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya saya dapat memasukkan Penisku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan lubangku menuju liang milik Icha.
Ketika kepala Penisku memasuki liang itu, Icha mendesis,

“ SsssS... Aghhhhhh... Oughhhh… nikmatnya… Ughhh… Terus Mas, masukkan lagi, Aghhhh… !!!”, desahnya.

Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi. Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika saya melakukannya. Mungkin karena selama ini saya hanya melakukannya dengan istri saya, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Tanganku sekarang sudah meremas payudara Icha dengan lembut.

Mulut Icha-pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Icha nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Icha berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. Saat itu saya sudah tidak memperdulikan Hanif dan istri saya lagi.

Saat ini yang ada difikiranku adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Icha. Luar biasa Vagina Icha ini, seperti ada vacum cleaner-nya saja di dalamnya. Penisku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Icha merem melek menikmati permainan ini.

Erangannya tidak pernah putus, sementara helaan napasnya memburu terengah-engah. Posisi sekarang berubah, Icha sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan Penisku. Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran Penisku besar, liang Vagina Icha juga semakin kencang.

Kemudian saya posisikan kaki Icha dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya, lalu dengan perlahan kucoba memasukkan torpedoku. Kali ini berhasil, tapi Icha melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong Penisku sambil sesekali menariknya. Vagina Icha terasa kencang sekali. Setelah beberapa saat, tiba-tiba keluarlah lendir kawin Icha membasahi Penisku hingga terasa nikmat sekarang.


Kembali kudorong Penisku dan kutarik sedikit, lalu saya bergoyang semakin lincah, dengan memaju mundurkan pantatku secara konstan. Sepertinya Icha-pun menikmati posisi sex ini. Buah dada Icha bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku. Kuremas buah dada itu, kulihat Icha sudah tidak kuasa menahan sesuatu yang tidak kumenNifti apa itu.

Erangannya semakin panjang, kecepatan sodokanku-pun kutambah, dan saat itu goyangan pinggul Icha-pun semakin cepat dan liar. Saat itu tubuhku terasa semakin panas. Saat itu saya merasakan ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak kuasa saya menahannya. Sepertinya menjalar menuju Penisku. Saya masih berusaha menahannya.

Dengan cepatnya kemudian saya mencabut Penisku dan mengangkat tubuh Icha ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Icha telentang di bentangan karpet. Secepatnya saya menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak Vagina Icha menyembul seakan menantangku kejantananku untuk segera menacapkanya kembali.

Segera kumasukkan lubangku kembali ke dalam liang Vagina Icha. Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finis saja. Suara yang terdengar dari mulut Icha semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulsayakan padanya. Tiba-tiba Icha memelukku sekuat-kuatnya, goyanganku pun semakin menjadi liar.

Saat itu saya-pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari Penisku. Icha menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Icha menjerit kesakitan sambil bergetar hebat. Mulutku terasa asin, ternyata bibir Icha berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai.

Di atas sofa Hanif dan istri saya ternyata juga sudah mencapai puncaknya. Kulihat Dela tersenyum puas. Sementara Icha tidak mau melepaskan Penisku dari dalam kemaluannya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari Penisku masuk ke liang milik Icha. Kulihat Icha tidak memperdulikannya.

Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya Penisku terlepas dari Vagina Icha. Icha tersenyum puas, walau kelelahan saya-pun merasakan kenikmatan tiada tara. Dela juga tersenyum, hanya nampak malu-malu. Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi. Hingga saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku.

Hanif dan Icha sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon. Mungkin saya tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Icha berkunjung ke rumah kami, kebetulan saya tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan istri saya. Seandainya saja saya berada dirumah, pasti saya akan meminta kembali untuk bertukar pasangan dan berhungan sex. Selesai.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

Selasa, 20 September 2016

Cerita Dewasa Tante yang Judes Bikin Sange

Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa Sex Perkosaan 2016 “Cerita Dewasa Teteh Judes Bikin Gemes”, Cerita Sex Suster 2016, Cerita Dewasa ABG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Menceritakan pengalaman Sex dari seorang remaja bernama Alif. Sifat judes Teteh Shinta yang kepada Alif pada akhirnya bisa berubah semenjak skandal sex antara mereka terjadi. Alif ini tidak lain adalah sepupu dari suami teteh shinta. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

kisahcerpendewasa.blogspot.com, Cerita Sex Suster 2016, Cerita Dewasa ABG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Teteh Judes Bikin Gemes

Perkenalkan nama saya Alif, disini saya akan menceritakan cerita sex pribadiku dengan istri pamanku. Ketika itu aku sedang liburan di kota yang dikenal sebagai kota kembang (Bandung). Saat itu disana aku bermalam dirumah Paman saya atau tepatnya adik dari Ibuku yang paling terakhir. Ibuku 6 bersaudara dan Ibuku adalah anak yang paling pertama. Ketika itu aku masih berusia 21 tahun dan pamanku berumur 33 tahun.

Pamanku ini sudah berumah tangga, nama istrinya adalah Teteh Shinta yang berumur 28 tahun. Bila dilihat dari usia mereka berdua memang agak terlalu jauh selisih usianya. Teteh Shinta ini bisa dibilang seorang istri yang cantik dan mempunyai bentuk body yang kecil tetapi bohay. Asal pembaca tahu saja, pantat Teteh Shinta ini bebar-benar kencang dan semok, pokoknya mantep deh.

Ditambah lagi Teteh Shinta ini mempunyai pinggang yang singset atau sexy. Walaupun Teteh Shinta sudah menikah kurang lebih 2 tahun de ngan pamanku, perutnya masih singset sekali para pembaca. Tapi maklum sih, karena sampai sekrang mereka belum dikaruniai seorang momongan. Oh iya, Teteh Shinta ini ada minusnya sih para pembaca, dia cantik namun judes sekali orangnya.

Teteh Shinta ini berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, dia hanya 2 bersaudara. Teteh Shinta ini mempunyai adik perempuan yang bernama Mita, usia mita kira-kira 22 tahun, dan dia kuliah di salah satu universitas negri di bandung. Mita ini juga tiggal diruah Teteh Shinta. Selama aku berada dirumah Paman, hampir setiap hari Teteh Shinta mengomel padaku, tapi saya cuek aja.hha.

Sebenarya Teteh Shinta ini memang sangat tidak suka apabila aku menginap dirumahnya. Hal itu wajar aja sih, karena aku memang termasuk anak yang nakal dan bandel, hhe.

Dalam usiaku yang masih 21 tahun, jika dilihat dari postur tubuh, aku memang terlihat dewasa, karena aku mempunyai tinggi badan176 cm, berat badan 72 kg dan tubuhku juga proposional. Oh iya para pembacam, aku ini dari keluarga yang bisa dikatakan keluarga tidak mampu, maka dari itu Teteh Shinta selalu saja mencurigai aku, jika aku sering menerima uang dari pamanku. Pada kenyataanya pamanku sangat jarang memberi aku uang, mungkin saja dia takut dengan istrinya yang judes itu.

Saat ini aku menginap di rumah mereka, sebenarnya karena terpaksa saja, karena aku sedang berlibur di Bandung dan Ibu saya memberitahukan kepada Paman saya yang memaksa aku tinggal dirumah mereka. Singakt cerita, Hari ini entah mengapa aku merasa bosan sekali. Mungkin saja kebosananku ini berasal dari Teteh Shinta yang selalu menunjukan muka cemberut terhadap saya.

Saat itu rumah berada dalam keadaan sepi, om sudah pergi kekantor, Mita adik Teteh Shinta sedang pergi kuliah, Bik Saroh sedang pergi ke pasar, dan Teteh Shinta katanya mau pergi ke arisan. Tadi sebelum pergi, dengan nada yang setengah membentak, Teteh Shinta menyuruh aku menjaga rumah. Dalam fikiranku saat itu dari pada boring, mendingan aku nonton BF aja di kamar.

Mulailah TV kunyalakan, kuambil kaset porno yang kemarin kupinjam ditempat persewahan dekat rumah, adegan-adegan panas nampak di layar. Mendengar desahan-desahan artis BF yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terangsang. Dengan lincahnya tanganku melucuti celana beserta celana dalam-ku sendiri. Kejantanan saya yang sedari tadi sudah tegak, lalu kukocok perlahan.

Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergairah. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun. Kocokan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dalam kejantananku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau Klimaks, tiba-tiba…

“ Alif... apa yang kamu lakukan!!”, ucap seseorang.

Setelah aku terdiam sejenak, ternyata suara itu adalah suara seseorang seperti yang aku kenal yaitu teteh Shinta. Lalu,

“ E… eee… nggak lagi ngapa-ngapain Teh… ”, jawabku terbata-bata.

Sungguh saat itu aku kaget dan sangat bingung harus berbuat apa. Aku tidak mengira kalau Teteh Shinta yang tadi katanya pergi arisan bisa kembali secepat itu. Tanpa sadar aku bangkit berdiri dan kudekati Teteh Shinta yang cantik tapi judes itu. Saat itu Teteh Shinta yang masih berdiri dalam keadaan kaget dengan mata yang melihat keadaanku yang telanjang bulat.

Ditambah lagi kejantananku yang panjang dan besar dalam keadaan tegang itu. Tiba-tiba entah setan mana yang mendorongku, secara refleks saja aku menyergap dan mendekap tubuh Teteh Shinta yang mungil padat itu. Badannya yang mungil dan tingginya yang hanya sampai sebahu dari ku, ku bekap dengan kuat dan kutarik agak keatas.

Sehingga saat itu Teteh Shinta hanya berdiri dengan ujung jari kakinya saja dengan kepala agak mendongak keatas, karena kaget. Dengan cepat kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Seketika saat itu badan Teteh Shinta mengejang dan agak menggeliat menerima perlakuan yang tidak pernah dia sangka akan berani aku lakukan itu.

Sesaat kemudian dia mulai memberontak dengan hebat, sehingga ciumanku terlepas, lalu teteh shinta berkata,

“ Alif... jangan kurang ajar... berani benar kau ini... ingat, Rif... Aku ini istri Paman kamu… !!! Cepat lepas… nanti kulaporkan kau ke Paman kamu… ”, teriak Teteh Shinta dengan suara garang mencoba mengancamku.

Aku tak lagi peduli, salah Teteh Shinta sendiri sih, orang mau Klimaks kok diganggu. Dengan buasnya aku jilat belakang telinga dan tengkuknya, kedua buah dada-nya walaupun tidak terlalu besar, tapi padat itu langsung kuramas-ramas dengan buas, sampai Teteh Shinta menjerit-jerit. Disamping nafsuku yang memang sudah menggila itu.

Saat itu ada juga rasa ingin balas dendam dan mau mengajarkan sopan santun padanya atas perlakuan dan pandangannya yang sangat menghina padaku. Saat itu Dia mencoba berteriak, tapi dengan cepat aku segera menciumnya lagi. Ada kali 10 menit aku melakukan hal itu, sementara Teteh Shinta terus meronta-ronta, dan mengancamku serta mencaci maki.

Saat itu entah apa saja yang dikatakannya, aku sudah tidak memperdulikannya lagi. Aku terus menyerangnya dengan buas dan mengelus-elus dan meremas-remas seluruh tubuhnya sambil terus mencium bibirnya dengan liarnya. Saat itu dia tidak dapat melepaskan diri dari dekapanku, karena memang tubuhku yang tinggi, dengan badan yang atletis dan berotot.

Hal ini membuat teteh Shinta tidak berdaya, karena postur tubuh teteh Shinta yang mungil. Akibat seranganku yang bertubi-tubi itu, lama kelamaan kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari Teteh Shinta, entah karena dia sudah lelah atau mungkin dia mulai terangsang juga. Karena saat itu aku merasa sudah tidak ada perlawanan lagi dari Teteh Shinta, aku mulai mengosok-gosokan kejantananku pada perutnya.

Setelah itu aku meraih tangannya yang mungil dan kuelus-elus ke kejantananku, tangan mungilnya kugosok-gosok, mengocok kejantananku yang mulai mengeras. Tubuhnya terasa mengejang, akan tetapi kedua matanya masih terpejam, dan tidak ada perlawanan darinya. Kemudian ketika dengan perlahan kubuka baju Teteh Shinta, dia dengan lemah masih mencoba menahan tanganku.

Namun semua itu percuma saja, tangan kanan mengunci kedua tangannya dan tanganku yang kiri membuka satu demi satu kancing-kancing blusnya. Hal itu secara tidak langsung mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu. Setelah berhasil membuka blus dan Bra-nya, kuturunkan ciumanku menuju ke buah dada Teteh Shinta yang padat berisi…

“ Riffff… aaammmpuun… iiii... iiingaaattttt... Riffff... !!!”, ucapnya.

Belum selesai dia berbicara, aku-pun mencium dan melumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya, sementara kusingkap roknya dan jari-jariku mulai mengelus-elus kewanitaan-nya yang masih tertutup celana dalam mungilnya itu.

“ Iiiiiiiiii... Oughhhh... Aghhhhh... Ssssss... Aghhhhh... Rifffff… ”, desah Teteh Shinta.

Akibat perlakuanku itu, kayaknya Teteh Shinta mulai terangsang juga, itu terasa dari tubuhnya yang mengejang kaku dan dengusan nafasnya makin terdengar kuat. Aku makin memperhebat seranganku dan tiba-tiba tubuh Teteh Shinta bergetar dengan kuat dan... .. .

“ Aghhhhh... Rifffff… ja... jangaaannn… Riffff… … iiii… ngaaaatttt... Oughhhh… aghhhhh… aghhhhh…”, desahnya meronta.

Pada akhirnya, disertai tubuhnya yang mengejang dan menggeliat-geliat kuat, serta kedua tangannya mendekap tubuhku dan,

“ Syurrrrrr… Syurrrrrr… Syurrrrrr… Syurrrrrr…”, akhirnya cairan kewanitaan Teteh Shinta membasahi celana dan jemariku.

Setelah masa Klimaksnya berlalu, terasa badan Teteh Shinta melemas terkulai dalam dekapanku dan kedua matanya masih terpejam rapat, entah perasaan apa yang sedang bergelora dalam tubuhnya, puas, malu atau putus asa akibat perlakuanku terhadap nya , sehingga dia mencapai Klimaks itu. Tarikan nafasnya masih terengah-engah.

Kami terdiam sejenak, sementara tubuh Teteh Shinta bersandar lemas dalam dekapanku dengan mata. Jemari lentik Teteh Shinta masih menggenggam kejantananku yang masih tegak mengacung. Akhirnya secara perlahan-lahan kepala Teteh Shinta menengadah keatas dan terlihat pandangan matanya yang sayu menatapku.

Sehingga saat itu menambah kecantikan wajahnya dan secara lembut terdengar suaranya…

“ Oughhhhh... Rifff, apa yang kau perbuat pada Tetehmu ini… ... ?????”,

“ Maafkan Alif Teteh... Alif lupa diri... abis Teteh tadi masuk tiba-tiba selagi Alif akan mencapai klimaks... salah Teteh sendiri sihhh… ... lagi pula… Teteh amat cantik sihhh... !!!!!!”, ucapku mencari-cari alasan sekenanya.

Sekarang kayaknya Teteh Shinta sudah pasrah dan sambil tanganya masih menggenggam kejantananku katanya lagi...

“ Riffff... punya kamu gede amat yaaaa… ????. Punya Paman kamu nggak sampai segede ini... !!”, ucap teteh mulai menggoda.

“ Teteh bisa aja deh… memangnya benar ya Teh ? ”, jawabku.

Memang sih, kejantanan-ku panjangnya 17 cm dan gede juga dengan kepalanya yang bulat besar, apalagi kalau lagi sangat bernafsu begini. Jemari lentik Teteh Shinta yang tadinya hanya menggenggam saja, kini mulai memainkan kejantananku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Teteh Shinta tak mau lepas dari situ.

“ Teh... kok diiiii... dii… diemin aja, dikocok dong, Teh... biar
enaaakkk... !!!! ”, ucapku.

“ Dasar kamu Rif, bawaanya keburu nafsu aja... Aghhhh... ”, ucap Teteh.

Lalu dengan perlahan-lahan kedua tanganku menekan bahu Teteh Shinta, sehingga tubuh Teteh Shinta berjongkok dan sesaat kemudian kepalanya telah sejajar dengan selangkanganku. Kedua tangannya segera menggenggam kejantananku dan kemudian Teteh Shinta mulai menjilati kepala kejantananku dengan lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari mulut Teteh Shinta

Dijilatnya seluruh batang kejantananku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidahnya. Dikocoknya kejantananku didalam mulutnya, tapi tak semuanya bisa masuk. Mungkin hanya setengahnya saja yang dapat masuk ke mulut Teteh Shinta. Kurasakan dinding tenggorokan Teteh Shinta menyentuh kepala kejantananku.

Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama juga Teteh Shinta mengulum kejantananku. Kurasakan batang kejantananku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, Teteh Shinta semakin cepat mengocok batang kejantananku.

“ Tehhhh... Aghhhh... Oughhh... Alif mau keluar nih… ... Aghhhh... ”, ucapku.

Tidak lama setelah berkata seperti itu pada akhirnya,

“ Crotttt... Crotttt... Crotttt... ”,

Tersemburlah cairan itu dalam kejantananku, saat itu spermaku diminum, dan dijilati semua sisa-sisa spermaku, sampi-sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi kejantananku tetap saja masih tegar, meski tak seberapa keras lagi Melihat itu, Teteh Shinta mencium-cium kepala kejantananku dan menjilat-jilatnya hingga bersih.

Kemudian kutarik berdiri tubuh Teteh Shinta dan kudorong ke tempat tidur, sehingga Teteh Shinta terlentang diatas tempat tidur. Dengan cepat kulucuti rok sekalian CD nya, sehingga sekarang Teteh Shinta terlentang diatas tempat tidur dengan tubuhnya yang mungil tapi padat itu berada dalam keadaan telanjang bulat. Teteh Shinta hanya menatap ku dengan pandangan yang sayu dan terlihat pasrah.

Lalu aku naik keatas tempat tidur dan kedua kakinya kupentang lebar-lebar dan aku berjongkok diantara kedua pahanya yang terpentang membuka lebar kemaluannya yang telah licin, siap untuk diterobos. Kupegang batang kejantananku dan kugosok-gosok sepanjang bibir kewanitaan-nya, sambil kutekan-tekan pelahan.

Karena merasakan gesekan-gesekan lembut kewanitaan Teteh Shinta, kejantananku mulai mengeras kembali. Lalu aku mulai meraih tangan Teteh Shinta dan ku tempatkan pada batang kejantananku. Dengan segera digengamnya kejantananku dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Dengan sedikit gerakan menekan, kepala kejantananku perlahan-lahan mulai masuk.

Sedikit demi sedikit kejantananku mulai masuk ke liang kewanitaan-nya Teteh Shinta. Terasa liang kewanitaan Teteh Shinta sangat sempit mencengkeram batang kejantananku. Dinding kewanitaan Teteh membungkus rapat batang kejantananku, kutekan lagi dan tubuh Teteh Shinta menggeliat…

“ Oughhhhhh… Rifffff… bee... besar sekali kontol kamu... pe... pelan-pelan… Rifffff… Oughhh...”, ucapnya.

Teteh Shinta merintih perlahan. Secara pelan dan hati-hati aku menekan batang kejantananku makin dalam, terasa jepitan kuat dinding kemaluan Teteh Shinta yang menjepit rapat batang kejantananku. Perasaanku terasa melayang-layang dilanda kenikmatan yang tidak terlukisakan ini,

“ Tehhhhh… … Oughhh... enak Teh… Ssss… Aghhhhh…”, desahku.

Dengan kedua paha yang terkangkang lebar-lebar dan kedua tangannya berpegang pada pinggangku, Teteh Shinta memandang ku dengan tatapan sayu, terlihat sangat cantik dan menawan, sehingga aku yang sedang bertumpu diatasnya perasaanku terasa menggila, melihat dan merasakan wanita cantik dan ayu yang berbadan mungil tapi padat ini terlentang pasrah dibawahku.

Kugerakan perlahan-lahan pinggulku menekan kebawah, sehingga kejantananku terbenam makin dalam keliang kewanitaannya, dalam-dalam, lalu ujung kepala kejantananku terasa mentok, karena beberapa kali tubuh Teteh Shinta mengejang ketika aku mencoba menekan lebih kuat, aku kemudian mulai menarik keluar dan selanjutnya memompa keluar masuk.

Dengan bersemangat aku mulai menaik-turunkan tubuhku. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisi kedua paha Teteh Shinta terkangkang lebar-lebar, membuat tikaman-tikamanku terasa jauh didalam dasar liang kewanitaannya. Aku dapat melihat buah dada Teteh Shinta bergerak-gerak.

Payudara teteh saat itu bergerak keatas kebawah setiap kali aku menekan masuk kejantananku dalam-dalam sehingga kedua selangkangan kami berhimpit rapat-rapat. Kemudian kurasakan otot-otot kemaluan Teteh Shinta dengan kuat menyedot kejantananku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja kewanitaan Teteh Shinta menjepit kejantananku.

Kulihat wajah Teteh Shinta nampak makin memerah menahan Klimaks keduanya yang akan melandanya sebentar lagi,

“ Aaaaaaddduuuuuhhhhh... Rifff... Aaaagggghhhhhh... Oouggg... hhaa... hhaa… Rifff … Teteh Mau keluar lagi ni Rifff… Aghhhh… ”, desahnya menuju klimaks.

Dan tidak lama setelah itu,

“ Syurrr… Syurrr… Syurrr… Syurrr… ”,

Akhirnya aku merasakan cairan hangat membasahi kejantananku. Sementara nafsuku sudah sangat memuncak menuntut penyelesaiannya, aku sudah tidak bisa lagi bertindak halus, tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dengan cepat dan gencar, mendapat serangan yang agak kasar dan tiba-tiba itu Teteh Shinta menjerit-jerit kesakitan.

Meskipun liang kewanitaan Teteh Shinta telah basah dan licin banget, tapi tetap saja terasa seret untuk ukuran kejantananku yang besar. Tak kuhiraukan lagi suara Teteh Shinta yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permaina ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku.

Kurasakan otot-otot kejantananku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya, ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang kejantananku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar, tapi jepitan dinding kemaluan Teteh Shinta akhirnya meruntuhkan pertahananku.

“ Sssss… Tehhhh… Oughhh... ”, desahku.

Keluhan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulut ku disertai dengan,

“ Crotttt... Crotttt... Crotttt... ”,

Terseemburlah spermaku menyemprot dengan kuat, mengisi relung-relung terdalam liang kewanitaan Teteh Shinta, kemudian badanku tertelungkup lemas menidih badan mungi Teteh Shinta. Sementara kuubiarkan kejantananku tetap didalam kemaluan Teteh Shinta untuk merasakan sisa-sisa Klimaksku. Kurasakan kemaluan Teteh Shinta tetap saja berdenyur-denyut, meski tak sekuat tadi.

“ Teh, terima kasih ya udah mau puasin Alif ”, ucapku dengan manja.

“ Dasar kamu Rif, kalau lagi nafsu jangan main maksa dong, masak Teteh kamu sendiri kamu perkosa juga... !!!!”, ucapnya manja.

“ Iiihhhhh… Teteh... tapi Teteh senang juga... kaannnn ... ????”,

“ Iya... siiihhh... !!!!!”, kata Teteh Shinta malu-malu.

Singkat cerita semenjak kejadian skandal itu, sikap Teteh Shinta terhadapku berubah 360 derajat, biarpun sikap kami ini tetap terjaga dihadapan Paman dan adik Teteh Shinta. Aku dan Teteh Shinta sering berhubungan sex bersama kalau rumah lagi sepi. Aku makin merasa sayang saja terhadap Teteh Shinta, apalagi Teteh Shinta melayani nafsu sex saya dengan rela dan sepenuh hati. Selesai.

Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.kisahcerpendewasa.blogspot.com.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex Teteh girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Teteh kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

Senin, 19 September 2016

Cerita Dewasa Perselingkuhan Mesum Oleh Menantuku

Cerita Dewasa Sex Selingkuh 2016 “Cerita Dewasa Godaan Mesum Oleh Menantuku”, Cerita Sex Sekretaris 2016, Cerita Dewasa Pasutri Terbaru, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita Sex SMA 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Butuhsex.com kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang ayah mertua yang melakukan skandal sex dengan menantunya yang bernama Rika. Kisah ini berawal dari godaan menantu Hermawan yang selalu meggoda untuk berhubungan sex denganya. Singkat cerita karena Pak hermawan sudah lama ditinggal mati oleh istrinya, akhirnya dia tidak tahan juga dengan godaan rika. Dan terjadilah perselingkuhan antara Bapak mertua dan menantu perempuan. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Cerita Dewasa Perselingkuhan Mesum Oleh Menantuku

Cerita Sex Sekretaris 2016, Cerita Dewasa Pasutri Terbaru, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita Sex SMA 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Godaan Mesum Oleh Menantuku

Perkenalkan namaku Hermawan, aku adalah adalah seorang duda, yang ditinggal mati oleh istriku. Disini aku akan menceritakan pengalaman kisah sex yang sebenarnya tidak pantas aku lakukan dan akau ceritakan. langsung saja ke cerita sex skandalku dengan menantuku. Kisah ini bermula Pada saat aku sedang berdiri di depan pintu rumahku. Rika menantuku ketika itu, dengan tiba-tiba mendekatkan kepalanya ke arahku dan membisikan sesuatu kepadaku,

“ Jika Ayah menginginkanku, aku bersedia ” ucapnya tiba-tiba.

Kemudian Rika-pun memberiku sebuah kecupan kecil di pipiu, lalu berjalan menyusul suami dan anak-nya yang sudah lebih dulu menuju ke mobil. Ketika itu Andi anak laki-lakiku meletakan anaknya yang bayi di dudukan di kursi bayi yang ada di mobil Andi. Seperti biasanya, Andi anakku terlalu jauh untuk mendengar apa yang telah dikatakan istrinya tersayang terhadap Ayah-nya.

Setelah menggodaku Rika berjalan melenggang di jalan kecil depan rumah dengan riangnya bagai seorang gadis remaja yang menggoda lelaki. Anaku Andi tidak pernah mengetahui perbuatan istrinyayang selalu menggodaku. Mungkin kalian mengira aku terlalu mengada-ada soal ini, tapi kenyataannya apa yang Rika lakukan ini tidak hanya sekali ini saja.

Sejak aku tak terlalu terkejut lagi, aku merasa ada sesuatu yang hilang jika dia tidak melakukannya saat berkunjung ke rumahku. Aku merasa ada getaran pada Torpedoku, dan sebagai seorang lelaki yang masih normal, pikiran itu selalu hadir di benakku. Rika adalah seorang wanita yang bertubuh mungil, tapi meskipun begitu ukuran tubuhnya tersebut tak mampu menutupi daya tarik seksualnya.

Sosoknya terlihat tepat dalam ukurannya sendiri. Dia mempunyai rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, dia sering mengikatnya dengan bandana. Dia memiliki energi dan keuletan yang sepengetahuanku tak dimiliki orang lain. Sebuah keindahan nan elok kalau ingin mendiskripsikannya. Dia selalu sibuk, selalu terlihat seakan dikejar waktu tapi tetap selalu terlihat manis.

Dia masuk dalam kehidupan keluarga kami sejak dua tahun lalu, tapi dengan cepat sudah terlihat sebagai anggota keluarga kami sekian lamanya. Andi bertemu dengannya saat masih kuliah di tahun pertama. Rika baru saja lulu SMA, mendaftar di kampus yang sama dan ikut kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kebetulan Andi yang bertugas sebagai pengawas dalam kelompoknya Rika.

Seperti yang sering mereka bilang, cinta pada pandangan pertama. Mereka menikah di usia yang terbilang muda, Andi 22 tahun dan Rika 18 tahun. Setahun kemudian bayi pertama mereka lahir. Aku ingat waktu itu kebahagian terasa sangat menyelimuti keluarga kami. Suasana saat itu semakin membuat kami dekat. Rika mempunyai selera humor yang sangat bagus, selalu tersenyum riang, dan juga menyukai bola.

Dia sering terlihat bercanda dengan Andi, mereka benar-benar pasangan serasi. Dia selalu memberi semangat pada Andi yang memang memerlukan hal itu. Andi dan Rika sering berkunjung kemari, membawa serta bayi meraka. Mereka telah mengontrak rumah sendiri, meskipun tak terlalu besar. Aku berfikir mereka merasa kalau aku membutuhkan seorang teman.

Memang sih aku sangat membutuhkan karena aku seorang lelaki tua yang akan merasa kesepian jika mereka tak sering berkunjung. Disamping itu, aku memang sendirian di rumah tuaku yang besar, dan aku yakin mereka suka bila berada disini, dibandingkan rumah kontrakannya yang sempit. Ibunya Andi telah meninggal karena kanker sebelum Rika masuk dalam kehidupan kami.

Sebenarnya, tanpa mereka, aku benar-benar akan jadi orang tua yang kesepian. Aku masih sangat merindukan isteriku, dan bila aku terlalu meratapi itu, aku pikir, kesepian itu akan memakanku. Tapi pekerjaanku di perkebunan serta kunjungan mereka, telah menyibukkanku. Terlalu sibuk untuk sekedar patah hati, dan terlalu sibuk untuk mencari wanita untuk mengisi sisa hidupku lagi.

Aku tak terlalu memusingkan kerinduanku pada sosok wanita. Tak terlalu. Bayi mereka lahir, dan menjadi penerus keturunan keluarga kami. Kami sangat menyayanginya. Dan kehidupan terus berjalan, Andi melanjutkan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Rika bekerja sebagai Teller di sebuah Bank swasta.
Kunjungan mereka padaku tak berubah sedikitpun.

Namun saat ini bedanya sekarang mereka sering membawa beberapa bingkisan juga. Tentu saja, diasamping itu juga perlengkapan bayi, beberapa popok, mainan dan makanan bayi. Beberapa bulan lalu Rika dan bayi mereka datang saat Andi masih di kelasnya. Dia duduk disana menggendong bayinya di lengannya. Dia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Aku tak tahu caranya, tapi pemandangan itu entah bagaimana telah menggelitik kehidupan seksualku.

“ Ngomong-omong… kapan Ayah akan segera menikah lagi ? ”, dia bertanya dengan getaran pada suaranya.

“ Aku tak tahu. Aku kelihatannya belum terlalu membutuhkan kehadiran seorang wanita dalam hidupku. Lagipula, aku telah memiliki kalian yang menemaniku.”,

“ Aku tidak bicara tentang teman. Aku sedang bicara soal seks.”, matanya mengedip kearahku saat dia bicara.

“ Apa? ”,

“ Ayah tahu, seks.”, dia hampir saja tertawa sekarang.

“ Ketika seorang lelaki dan wanita sudah telanjang dan memainkan bagiannya masin-masing ? ”,

“ Ya, aku tahu seks,”, aku membela diri. “ Lagipula kamu pikir darimana suamimu berasal ? ”,

“ Yah, aku hanya khawatir kalau Ayah sudah melupakannya. Maksudku, apa Ayah tak merindukan hal itu ? ”,

“ Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku sudah terlalu tua untuk hal seperti itu.”,

“ Hei! Lelaki tak pernah bosan dengan hal itu. Setidaknya begitulah dengan putramu.”,

“ Anakku jauh lebih muda dariku, dan dia mempunyai seorang istri yang cantik.”,

“ Terima kasih, tapi aku masih tetap menganggap Ayah membutuhkannya,”, dia menekankan suaranya pada kata Ayah’.

“ Terima kasih sudah ngobrol ”, kataku, masih terdengar sengit.

Ada sedikit jeda pada perbincangan itu, saat dia masih menekan kehidupan seksualku. Aku pikir bukanlah urusannya untuk mencampuri hal itu meskipun kadang aku membayangkannya juga. Dia pandang bayinya, yang akhirnya tertidur, dan memberinya sebuah senyuman rahasia, sepertinya mereka berdua akan berbagi sebuah rahasia besar. Masih memandangnya, tapi dia berbicara padaku,

“ Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”,

“ Apa!!! ? ”,

“ Aku serius.”, Rika menatapku.

“ Kalau Ayah menginginkan aku… Ayah adalah seorang lelaki yang tampan. Ayah membutuhkan seks. Disamping itu, aku bersedia, kan ? ”,

Aku pikir dia sedang bercanda. Tapi wanita yang menggoda ini tidak sedang main-main. Tapi tetap saja tak mungkin aku melakukannya dengan istri dari anak kandungku sendiri.

“ Terima kasih atas tawarannya, tapi kupikir aku akan menolak tawaranmu.”, suaraku terdengar penuh dengan keraguan saat mengucapkannya.

Rika mencibirkan bibir bawahnya, aku tak bisa menduga apa yang sedang dirasakannya. Dia tetap terlihat menawan, dan aku merasa Andi sangat beruntung. Dia bicara dengan pelan.

“ Dengar, Andi tak akan tahu. Maksudku, aku tak akan mengatakannya kalau Ayah juga menjaga rahasia. Dan bukan berarti aku menawarkan diriku pada setiap lelaki yang kutemui. Aku bukan wanita seperti itu dan aku bisa mengatur agar sering berkunjung kemari. Dan aku tahu Ayah menganggapku cukup menarik kan, sebab aku sering melihat Ayah memandangi pantatku.”,

Aku tak mungkin menyangkalnya. Rika mungkin tak terlalu tinggi, tapi dia memiliki bongkahan pantat yang indah diatas kedua kakinya.

“ Ya, kamu memang memiliki pantat yang indah. Tapi itu bukan berarti kalau aku ingin berselingkuh dengan menantuku sendiri.”,

Dia berhenti sejenak, tapi Rika kelihatannya tak akan menyerah begitu saja.

“ Yah, tapi jangan lupa. “ Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”,

Dan itulah awal dari semua ini.

Seiring minggu yang berlalu, entah di sengaja atau tidak, dia seakan selalu berusaha untuk menggodaku, membuat puting sususnya menyentuh dadaku saat dia menyerahkan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau dia masukkan jarinya di mulutnya saat Andi tak melihat, dan menghisapnya dengan pandangan penuh kenikmatan ke arahku.

Suatu waktu dia duduk di lantai dengan kaki menyilang dan sedang bermain dengan bayinya, dia memandangku tepat di mata, tersenyum, dan menyentuh pangkal paha di balik celana jeansnya. Aku tak akan melupakan hal itu. Dan dia entah bagaimana selalu menemukan cara untuk berduaan denganku walaupun sesaat, dan dia memberiku ciuman singkat yang penuh gairah, tepat di bibir. Itu semua dilakukannya berulang-ulang.

“ Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,”, dia berbisik di belakang Andi saat suaminya itu sedang memasukkan DVD pada player.

“ Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,”, dia berbisik saat mendekat untuk menyodorkan minuman padaku.

“ Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,”, dia membisikkannya setiap kali dia berpamitan.

Dan sekarang, aku bukanlah terbuat dari batu, dan aku tak akan bilang tingkah lakunya itu tidak memberikan pengaruh terhadapku. Rika sangat manis dan mungil, dan meskipun setelah melahirkan bayi pertamanya tak membuat tubuhnya berubah seperti kebanyakan wanita. Dia tetap langsing, dan manis, dan dia menawarkan dirinya untuk kumiliki.

Tapi aku tak akan memulai langkah pertama untuk tidur dengan menantuku sendiri, tak perduli semudah apapun itu. Setidaknya itulah yang tetap kukatakan pada diriku sendiri. Beberapa minggu yang lalu kami semua berkumpul di rumahku untuk melihat pertandingan bola. Aku mengambil beberapa kaleng minuman dan sedang berada di dapur untuk menyiapkan beberapa makanan ringan saat Rika muncul dari balik pintu itu.

“ Hai!”, sapanya, membuka pintu dan masuk ke dapur.

“ Ayah sudah siap untuk pertandingan nanti ? ”,

“ Hampir. Aku sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan aku punya beberapa wortel untuk cucuku. Aku pikir dia akan suka dan warnanya sama dengan kesebelasan yang akan bertanding nanti, kan?

Rika tertawa dan berkata. “ Aku rasa dia tak akan perduli. Disamping itu bukankah ada hal lain yang lebih baik yang bisa Ayah kerjakan untukku ? ”,

“ Jangan menggodaku. Aku seorang kakek dan aku akan lakukan apa yang menurutku akan disukai oleh cucuku.”, aku memandangnya.

Rika berdiri di sana memakai bandana merah kesukaannya diatas rambutnya yang sebahu. Dia memakai kaos yang sedikit ketat yang bahkan tak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuatnya kelihatan seperti anak-anak diera bunga tahun 60an, dan dia memakai sandal dengan bagian bawah yang tebal yang menjadikannya lebih tinggi sepuluh centi.

Kuku kakinya dicat merah senada dengan lipstiknya, dan itu menjadi terlihat dengan sangat menarik dibalik denimnya. Dia selalu suka mengenakan perhiasan, dan dia memakainya pada leher, telinga, pergelangan tangan dan bahkan di jari kakinya. Dia membuatku berandai-andai jika saja aku masih remaja, jadi aku dapat memacari gadis sepertinya.

Mungkin suatu waktu nanti aku harus pergi ke kampus dan mencari gadis-gadis. Khayalanku terhenti saat menyadari kalau Andi dan bayinya tidak mengikutinya masuk.

“ Mana anggota keluargamu yang lainnya ? ”, aku bertanya ingin tahu.

“ Mereka akan segera datang. Andi pergi ke toko perkakas untuk membeli peralatan mesin cuci yang rusak. Dia ingin membawa serta anak-nya. Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang dikatakannya padaku.”, dia tersenyum.

“ Apa Ayah mempermasalahkan saat pertama kalinya mengajak Andi ke toko perkakas ? ”,

“ Aku tak ingat,”, aku berkata dengan garing.

Rika mendekat padaku, dan menaruh tangannya melingkari leherku.

“ Ini kesempatan Ayah. Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”,

Rika memandangku tepat di mata dan mengangkat tubuhnya dan menciumku lama dan liar. Aku ingin mendorongnya, tapi aku tak tahu dimana aku harus menaruh tanganku. Aku tak mau menyentuh pinggang telanjang itu, dan jika aku menaruh tanganku di dadanya aku pasti akan menyentuh puting susunya. Saat aku masih terkejut dan bingung, aku temukan diriku menikmati ciumannya.

Ini sudah terlalu lama, dan aku merasa telah lupa akan rasa lapar yang mulai tumbuh dalam diriku.Akhirnya aku menghentikan ciuman itu dan mundur dan melepaskan ta ngannya dari leherku.

“ Kita tak bisa melakukannya.”, aku mencoba menyampaikannya dengan lembut, tapi aku takut itu kedengaran seperti rajukan.

“ Ya kita bisa ” ucapnya,

Rika kembali menaruh lengannya di leherku dan mendorong bibirku ke arahnya. Ada gairah yang lebih lagi dalam ciuman kali ini, dan akhirnya penerimaanku. Kali ini saat kami berhenti, ada sedikit kekurangan udara diantara kami berdua, dan aku semakin merasa sedikit bimbang. Rika memandangku dengan binar di matanya dan sebuah senyuman di bibirnya.

“ Ayah menginginkanku. Aku bisa merasakannya. Ayah tak mendapatkan wanita setahun belakangan ini, dan Ayah tak mempunyai tempat untuk melampiaskannya. Dan aku menginginkan Ayah. Jadi tunggu apa lagi…”,

Pada sisi ini aku tak mampu berkomentar. Aku menginginkannya. Tapi aku tak dapat meniduri menantuku, bisakah aku ? Tapi aku menginginkan dia. Aku merasa pertahananku melemah, dan saat Rika menciumku lagi, aku jadi sedikit terkejut saat menyadari diriku membalas ciumannya dengan rakus.

“ Mmmmm. Itu lebih baik ”, katanya saat kami berhenti untuk mengambil nafas.

Rika menarik tangannya dari leherku dan mulai melepaskan kancing celanaku saat menciumku kembali lalu dia mundur. Jadi dia bisa melihat saat dia melepaskan kancing jeansku, menurunkan resletingnya, dan merogoh ke dalam untuk mengeluarkan barangku. Aku terkejut saat terlihat jadi tampak lebih besar di genggaman tangannya yang kecil.

Setahun sudah tak disentuh oleh wanita , dan bereaksi dengan cepat, menjadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat dia mengocoknya dengan lembut. Rika mundur dan duduk. Saat kepalanya turun, dia menempatkan bibirnya di pangkal Torpedoku yang basah.

“ Aku rasa aku menyukai bentuknya,”, bisiknya sambil menatap mataku.

Lalu kemudian dia membuka mulutnya dan dengan perlahan memasukkan Torpedoku ke dalam mulutnya. Ke dalam dan lebih dalam lagi Torpedoku masuk dalam mulutnya yang lembut, hangat dan basah, dan aku merasa berada di dalam kewanitaan yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di Torpedoku. Akhirnya aku merasa telah berada sedalam yang aku mampu.

Bibirnya yang menyentuh bulu kejtananku dan kepala Torpedoku berada entah di mana jauh di tenggorokannya. Torpedoku tanpa terasa mengejang, dan pinggangku bergerak berlawanan arah dengannya, dan bersiap untuk menyetubuhi wajahnya. Tapi Rika perlahan menjauhkan mulutnya dariku, menimbulkan suara seperti sedang mengemut permen.

Saat dia bangkit untuk menciumku lagi, aku mengarahkan tanganku diantara pahanya. Aku gosok jeansnya dan dia menggeliat karenanya.

“ Mmmm, itu pasti nikmat,”, katanya.

“ Tapi biar aku membuatnya jadi lebih mudah.”,

Rika melepaskan kancing celananya dan menurunkan resletingnya, memperlihatkan celana dalam katunnya yang bergambar beruang kecil. Diturunkannya celananya dan melepaskannya dari tubuhnya. Kami melihat ke bawah pada area gelap dibawah sana dimana kewanitaannya bersembunyi, dan kemudian aku sentuh perutnya yang kencang dan terus menurunkan celana dalamnya.

Rika mengerang dalam kenikmatan saat tanganku mencapai sasarannya dibalik celana dalamnya. Kewanitaannya serasa selembut pantat bayi, dan aku sadar kalau dia pasti telah mencukurnya sebelum kemari. Terasa basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku kagum karena itu tak menimbulkan bekas basah di luar jeansnya.

Saat tanganku menyelinap dibalik bibir kewanitaannya dan menyentuh klitorisnya yang mengeras, dia memejamkan matanya dan menekan berlawanan arah dengan jariku. Rika menaruh salah satu tangannya di leherku dan mendorong kami untuk sebuah ciuman intensif berikutnya sedangkan tangannya yang lain mengocok Torpedoku dan tanganku terus bergerak dalam lubang basahnya. Saat kami berhenti untuk bernafas, Rika mundur dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan,

“ Andi datang.”, Aku segera melepasnya dan menuju jendela.

Ya, mobil Andi terlihat di jalan sedang menuju kemari. Rika pasti melihatnya dari balik bahuku saat kami saling mencumbui leher. Tiba-tiba perasaan bersalah datang menerkam karena hampir saja ketahuan. Aku tak percaya apa yang hampir saja kami lakukan. Dengan tergesa-gesa aku kenakan kemabali celanaku, tapi Rika menghentikanku dan menangkap tanganku dan melanjutkan kocokannya.

“ Hei, tidak boleh. Tak semudah itu Ayah boleh mengakhirinya. Aku telah menunggu terlalu lama untuk ini.”,

“ Tapi Andi hampir datang! Dia akan melihat kita!”,

Rika mengeluarkan Torpedoku dan berjalan ke arah meja dapur.

“ Ini perjanjiannya,”, katanya.

“ Aku tak akan mengadu pada Andi tentang apa yang baru saja kita lakukan kalau Ayah dapat dapat mengeluarkan seluruh sperma Ayah dalam kewanitaanku sebelum dia sampai kemari.”, Sambil berkata begitu, dia menurunkan celananya hingga lutut dan membungkuk di meja itu.

“ Dia segera datang!”, hampir saja aku teriak.

“ Tidak.”, Rika membentangkan kakinya sejauh celananya memungkinkan untuk itu dan dia memandangku lewat bahunya.

“ Dia harus menggendong bayi dan mengeluarkan semua barangnya. Biasanya dia memerlukan beberapa menit. Sekarang kemarilah dan setubuhi aku.”,

Rika telah telanjang dari pinggang hingga kaki, dan dia memohon padaku agar segera memasukkan diriku dalam tubuhnya. Aku menatap dua lubang yang mengundang itu. Pantatnya begitu kencang dan aku tak terusik saat melihat lubang anusnya yang berkerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir kewanitaannya yang merah, terlihat mengkilap basah.

Kakinya tak sejenjang model, tapi lebih kecil dan terasa pas, dan aku membayangkan bercinta dengannya beberapa jam.Tangannya bergerak kebelakang diantara pahanya dan menempatkan tangannya pada kewanitaannya. Dengan dua jarinya dilebarkannya bibir kewanitaannya hingga terbuka, dan aku dapat melihat lubang merah mudanya mengundang Torpedoku agar segera masuk.

“ Ayo,”, katanya.

“ Ambil aku.”,

Aku tak tahu apa dia sedang bercanda saat mengatakannya. Andi atau bukan, rangsangan ini lebih dari cukup untuk mereguk birahinya. Aku melangkah ke belakang menantuku dan menempatkan Torpedoku di kewanitaannya. Saat aku mendorong Torpedoku melewati lubang surganya yang sempit. Saat itu aku dapat merasakan jari Rika menahan bibir madunya agar tetap terbuka.

Lalu dia melenguh saat aku memegang pinggangnya dan memasukkan diriku padanya. Rika telah sangat basah hingga aku dengan mudah melewati kewanitaan mudanya yang sempit. Aku mulai mengayunkan barangku di dalamnya, sebagian didorong oleh nafsu akan tubuh menggairahkannya dan sebagian oleh rasa takut jika Andi memergoki kami.

Rika mengerang, dan aku dapat merasakan jarinya menggosok kelentit dan bibir kewanitaannya sendiri. Nafasnya mulai tersengal, dan setelah beberapa goyangan dariku, dia segera orgasme. Suara rengekan pelan keluar dari bibirnya saat dia mencengkeram pinggiran meja dengan kuat, dan letupan orgasmenya menggoncang kami berdua saat aku menghentaknya. Itu cukup untuk menghantarku.

Aku tak berhubungan dengan wanita dalam setahun ini, dan aku belum pernah mendapatkan yang sepanas Rika. Aku menahan nafas dan mendorong seluruh kelaki-lakianku ke dalam dirinya. Kami mematung, dan kemudian spermaku menyemprot dengan hebat jauh di dalam surganya. Serasa aku telah mengguyurnya dengan sperma yang panas dan berlebih.

Dia mengerang dalam nikmat, menggetarkan pantatnya di seputar Torpedoku saat aku mengosongkan persediaan benihku. Dia melemah seiring dengan habisnya spermaku, dan kami akhirnya berhenti bergerak, kecuali untuk mengambil nafas. Takut Andi akan datang sebelum kami sempat melepaskan diri, aku keluarkan diriku dari tubuhnya dengan bunyi plup yang basah.

Lalu mundur menjauh dan mengenakan celanaku. Rika masih tetap berbaring tertelungkup di atas meja merasakan kehangatan campuran cairan birahi kami, pantat telanjangnya masih tetap memanggilku. Aku lihat spermaku dan cairannya mulai meleleh keluar dari bibir surganya. Aku palingkan muka dan melihat Andi hampir sampai di pintu belakang, bayi di tangan yang satu dan belanjaan di tangan lainnya.

Kemudian aku berbalik dan memohon pada Rika.

“ Ayolah!”, kataku.

“ Kamu telah dapatkan keinginanmu. Dia hampir sampai kemari.”,

Rika bangkit, tatapan matanya masih kelihatan linglung. Dia bergerak ke depanku, menjadikanku sebagai penghalang dari pandangan suaminya saat dia dengan tergesa-gesa memakai celananya.

“ Apa kalian sudah siap untuk pertandingannya ? ”, tanya Andi sambil membuka pintu.

“ Ya,”, aku menjawab dari balik punggungku saat aku diam untuk menghalangi Rika yang menaikkan resletingnya.

Setelah dia selesai, aku segera berbalik untuk menyambut Andi.

“ Ini,”, katanya, menyodorkan bayinya padaku dan meletakkan belanjaannya diatas meja dapur.

“ Urus ini, aku akan mengambil popok bayi.”, Andi melangkah ke pintu yang masih terbuka, dan aku menghampiri Rika. Dia masih terlihat sedikit linglung.

“ Hampir saja,”, kataku.

“ Sini, biar aku yang menggendongnya.”,

Aku berikan bayinya. Rika memberiku pemandangan seraut wajah dari seorang wanita yang puas sehabis bersetubuh, dan memberiku ciuman hangat yang basah.

“ Masih ada satu hal lagi yang harus kuketahui,”,katanya.

“ Apa itu ? ”,

" Kalau aku ingin, bisakah aku mendapatkannya besok? “,

Tanpa menunggu jawabanku Rika menantuku itu-pun beranjak pergi begitu saja, seakan dia mengganggap aku akan mau lagi jika diajak dia untuk mengulang hal yang seperti baru saja kami lakukan. Entah ini sebuah kebahagian karena aku bisa mendapatkan kepuasan sexs, ataukah ini awal dari kehancuranku ?. Entah sampai kapan ini akan terjadi. Maafkan ayahmu ini anakku Andy. Selesai.

Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainnya.

Minggu, 04 September 2016

Cerita Dewasa Kupuaskan Pengantin Baru

Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa Sex Selingkuh 2016 “Cerita Dewasa Kupuaskan Pengantin Baru”, Cerita Sex ABG 2016, Cerita Dewasa Mahasiswa Terbaru, Cerita Sex SPG Terbaru, Cerita Sex Pesta Sex 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Butuhsex.com kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria Yang bernama Romi. Berawal dari Romi yang mengintip pasangan pengantin baru yang sedang bersetubuh, yaitu Mas Alex dan Mba’ Rika. Karena saat itu Romi melihat Mba’ Rika tidak pernah puas dengan suaminya, maka Romi mengambil inisiatif untuk memuaskan Mba’ Rika. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Dewasa Kupuaskan Pengantin Baru

Perkenalkan nama saya Romi, saya lelaki yang cukup dewasa karena saya telah berusia 26 tahun. Keadaan saya sekarang adalah seorang pekerja di salah satu perusahaan plastik. Disini saya akan menceritakan tentang kisah sexs saya dengan istri tetangga kamar kontrakan-kan saya. Kisah ini berawal dari sore itu, saya terbangun. Kulihat jam di dinding dikamarku menunjukkan pukul 16.00 WIB.

Pada sore hari itu saya iseng-iseng untuk memanjat dinding tembok pembatas kamarku, dan kamar sampingku yang ditempati oleh pasangan pengantin baru, yaitu Mas Alex dan Mba’ Rika. Saat itu saya Cuma bermaksud melihat aktivitas tetangga sebelahku melalui Fentilasi. Setelah saya lihat ternyata mereka sedang tiduran sambil mengobrol di atas ranjang.

Saat itu saya mengawasi terus kegiatan mereka, saat itu kulihat Mas Alex hanya memakai singlet, begitu juga Mba’ Rika yang hanya memakai baju dalam. Mentang-mentang mereka pengantin baru didalam kamar hanya memakai pakaian dalam saja. Saat itu saya berharap kepada meraka agar mereka segera berhubungan sexs.hhe. tidak lama setelah itu, Mas Alex dan Mba’ Rika berbicara sambil berpelukan.

Karena posisiku saat itu lumayan jauh dan hanya melihat dari sela fetilasi, maka saya kurang bisa menangkap apa yang mereka bicarakan. Saat itu sesekali Mba’ Rika tertawa, dan Beberapakali pula saya amati Mas Alex meremas buah dada Mba’ Rika. Setelah sekian lama saya menunggu, pada akhirnya yang saya harapkan terjadi juga.
Tiba-tiba Mas Alex membuka celana pendeknya dan memegang tangan Mba’ Rika.

Lalu Mas Alex saat itu menyuruh Mba’ Rika memegang kejantanan Mas Alex. Mba’ Rika kelihatannya menurut dan memasukan tangannya ke dalam celana boxer Mas Alex, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, tampaknya Mba’ Rika menolak. Yahhhh, baru disuruh gitu aja nggak mau, apalagi kalau disuruh nyepongin, ucapku dalam hati kecewa.

Namun kekecewaanku terobati karena sejurus kemudian Mas Alex tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan melepas celananya. Kini dia hanya berCD (celana dalam) dan bersinglet. Kemudian Mas Alex-pun memeluk Mba’ Rika. Saya tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya bercinta tampaknya akan terpenuhi

Tidak lama kemudian, Mas Alex-pun melepas pelukannya dan Mba’ Mba’ Rika-pun mulai melepas celananya. Kini sama seperti suaminya, Mba’ Rika hanya bersinglet dan berCD (celana dalam). Kulihat pahanya, putih dan mulus sekali.Kemudian mendadak Mas Alex mengeluarkan kejantanannya dari CD (celana dalam)nya. Kecil sekali, dibandingkan punysaya, ucapku dalam hati melihat kejantanan Mas Alex.

Mas Alex-pun langsung menghimpit Mba’ Rika, tampaknya Mas Alex akan ber-penestrasi Mba’ Rika. Kulihat Mba’ Rika memelorotkan CD (celana dalam)-nya hanya sampai sebatas paha saja. Sejurus kemudian saya melihat pelan Mas Alex memasukkan kejantanannya ke dalam lubang kewanitaan Mba’ Rika yang tertutup rambut kewanitaan.

Setelah kejantanan Mas Alex masuk keseluruhannya ke dalam liang senggama Mba’ Rika, Mas Alex langsung memeluk Mba’ Rika sambil menciumnya bertubu-tubi. Itu dilsayakan cukup lama.Saya sedikit keheranan kenapa Mas Alex tidak melsayakan genjotan, tidak mendorong-dorong pinggulnya. Mas Alex hanya diam memeluk Mba’ Rika.

Payah nih, ini pasti karena Mas Alex nggak tahan bermain lama, nggak seperti saya ucapku dalam hati, tertawa, merasa unggul dari Mas Alex. Disinilah saya mulai melihat adanya kesempatanku untuk turut melsayakan tumpangsari pada Mba’ Rika.Ditambah lagi, kejadian itu hanya berlangsung sangat singkat, sekitar 7 menit. Meskipun Mba’ Rika bisa mencapai klimaksnya, tetapi Mas Alex terlalu cepat.

Saya me-nangkap kekecewaan di muka Mba’ Rika, meski Mba’ Rika berusaha tersenyum setelah permainan itu, tapi saya yakin ia tidak puas dengan permainan Mas Alex. Dari hasil pengintaian sayakemarin, hal itu membuatku mengambil kesimpulan, ada kemungkinan saya bisa menyetubuhi Mba’ Rika dan merasakan nikmat tubuhnya, kalau perlu saya juga akan menanam benih di rahim Mba’ Rika, Itulah tekadku.

Dari kejadian itu saya-pun mulai menyusun rencana. Kebetulan Mas Alex itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mba’ Rika. Apalagi saya punya kenalan yang bekerja di perusahaan, namanya Totok.Siang ini saya menjumpai Totok di kantornya,

“ Hai Rom, apa kabar ? ”, tanya Totok sambil menjabat tanganku.

“ Baik nih Tok ”, jawabku sambil ter-senyum.

“ Oh iya, duduk dulu deh Rom, biar enak kita ngobrolnya ”, ucap Totok mempersilahkanku.

Setelah saya duduk di kursi kantornya yang empuk itu, saya mulai mengajukan permintaan,

“ Tok, saya butuh bantuanmu ”, ucap saya.

“ Oh, itu semua bisa diatur, emang bantuan apa ni Rom ? ”, tanya Totok.

“ Aku butuh pekerjaan nih Tok ”, ucapku.

“ Ouh kerjaan, itu gampang Rom, memangnya kamu ingin diposisi apa dan minta gaji berapa ??? ”, tanya Totok.

“ Bukan buwat aku maksudnya Tok, tapi ini untuk orang lain ”, terang saya.

“ Hmmm… memangnya untuk siapa ? ”, tanya Totok.

“ Untuk temanku, Mas Alex namanya Tok, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, nggak perlu tinggi-tinggi betul jabatannya ”, terang saya.

“ Aneh...tapi jika itu maumu, yaa tidak apa-apa ”, jawabnya.

“ Yang penting kamu wawancarai dia cukup lama, dan kamu wawancarnya kalau bisa diulang sampai beberapa kali gitu Tok ”, terangku pada Totok.

“ Oke deh Rom, kalau itu semua kemauan kamu ”, jawab Totok menuruti saya.

“ Tapi... nanti jadwal wawancara-nya saya yang tentuin ya Tok, hhe… Gimana, bisakan Tok ??? ”, pintaku lagi pada Totok.

“ Ah, kamu ini ada-ada aja deh Rom, yaudah deh terserah kamu aja deh Rom ”, ucap Totok mengiyakan kemauan saya.

Maka saat itu mulailah saya menyusun jadwal interview Mas Alex, mulai lusa, hari rabu sampai jumat dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.Totok menyetujuinya, kemudian saya permisi pulang. Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayang nikmatnya tubuh Mba’ Rika itu. Sesampainya di kos-kosanku, saya langsung bertemu dengan Mas Alex di tempat cuci,tampak Mas Alex sedang menyuci bajunya.

“ Mas... saya ingin bicara sebentar ”, ucapku mulai membuka percakapan.

Saat itu Mas Alex-pun menoleh dan menghentikan pekerjaannya,

“ Ada apa Rom ??? ”, tanya Mas Alex.

“ Begini nih Mas, saya dengar Mas Alex mencari pekerjaan, kebetulan tadi saya ke tempat teman saya, dia perlu pegawai baru, dia-nya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia hanya butuh satu orang ”, ucapku panjang lebar menjelaskan.

Saat itu saya sedikit berdebar-debar karena menunggu tanggapan Mas Alex. Setelah beberapa saat Mas Alex kulihat terdiam, merenung, lalu

“ Hmmm... saya pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya Rom ”,ucap Mas Alex.

“ Ya Mas sama-sama… ”, ucapku dengan senyuman.

Saat itu dalam hatiku, saya berpikir habislah sudah kesempatanku, tapi setelah di dalam kamar, sekitar 1 jam kemudian saya yang tertidur, terbangun oleh ketukan di pintu. Saya lalu bangun, mengucek-ngucek mata saya, melihat dari jendela. Tampak Mas Alex berdiri menunggu. Saya-pun cepat-cepat membuka pintu.

“ Wah... sedang tidur ya, kalau gitu nanti saja deh ”,ucap mas Mas Alex akan pergi lagi.

“ Enggak kog Mas, saya sudah bangun nih ”, ucapku berusaha mencegah Mas Alex pergi.

“ Gangguin tidur kamu nggak ? ”, tanya Mas Alex.

“ Ndak... masuk saja Mas ”, ucapku mempersilahkan.

Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku, lalu…

“ Begini, ini soal lamaran kerja yang kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ? ”, tanya Mas Alex.

“ Ooo...itu di Kaliurang km 10 nomor 17, nama perusahaannya PT. A, nggak jauh kok Mas ”, terangku.

“ Syaratnya apa aja ya Rom kira-kira ? ”, tanya Mas Alex.

“ Saya kurang tau juga tuh, Mas Alex pergi saja ke sana. temui teman saya, Totok, katakan Mas butuh pekerjaan ”, tahunya dari Romi.

“ Wah...kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja… ”, Mas Alex sepertinya keberatan.

“ Enggak... nggak... kog, perusahaan-nya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu ”, ucapku meyakinkan Mas Alex.

“ Hmmm...baiklah, saya coba dulu deh Rom, jam berapa ya ke sana ? ”, ucap Mas Alex.

“ Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja Mas ”, ucapku menyarankan.

Mas Alex hanya mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepadsaya. Saya hanya tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai. Hari ini selasa, sesuai pre-diksiku, Mas Alex pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang.Saya menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu,

“ Assalamualaikum ”, saya memberi salam.

Waalaikumussalam, terdengar jawaban Mas Alex dari dalam kamarnya.Lama baru pintu dibuka, dan Mas Alex mempersilahkanku untuk masuk. Kulihat di dalam kamarnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padsaya. Mba’ Rika tampak cantik sekali.

“ Bagaimana Mas, tadi ? ”, tanya saya.

“ Oh...nanti saya disuruh ke sana lagi, besok untuk interview Rom ”, ucap mas Alex.

“ Alhamdulillah, saya doakan supaya keterima ya Mas ”, ucapku berbasa-basi.

“ Terima kasih ya Rom ”, ucapnya.

Setelah berbasa - basi cukup lama, sayapun permisi,

“ Eehh...nanti dulu, kamu khan belum minum ”,ucap Mas Alex berusaha mencegahku.

“ Ayo Mah buatkan air minumnya dong ”, perintah Mas Alex me-nyuruh istrinya.

Saya menolak dengan halus,

“ Ah nggak usah Mas, saya sebentar aja kog, soalnya saya ada urusan ”, ucapku berpura-pura.

“ Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya ”, ucap Mas Alex.

Saya tersenyum mengangguk, kulihat Mba’ Rika tidak jadi membuat minuman. Sayapun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi adikku akan bersarang dan menemukanpasangannya.

Hari ini rabu, Mas Alex sudah berangkat dan meninggalkan Mba’ Rika sendirian dikamarnya. Rencana mulai kulaksanakan. Saya membongkar beberapa koleksi kaset pornoku, memilih salah satunya yang saya anggap paling bagus, kaset porno dari Indonesia sendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.Kemudian sambil membawa bungkusan Kaset itu, saya menuju ke kamar tetanggsaya, mengetuk pintu,

“ Assalamualaikum, saya mem-beri salam. Lama baru terdengar jawaban,

“ Waalaikumsalam ”, sahut Mba’ Rika dari dalam kamar itu.

Tidak kama pintunya-pun terbuka, kulihat Mba’ Rika melongokkan kepalanya yang berjilbab itudari celah pintu,

“ Ada apa ya ? ”, tanya-nya.

“ Ini ada hadiah dari saya, saya mau memberikan kemarin tetapi lupa ucapku sambil menunjukkan bungkusan Kaset itu ”, ucapku.

“ Oh, baiklah ”, ucap Mba’ Rika sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu.

“ Eee...tunggu dulu Mba’, ini isinya Kaset, saya mau lihat apa bisa muter nggak di komputernya Mas Alex ”, ucapku mengarang alasan.

Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mba’ Rika mempersilahkanku untuk masuk, saya yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer. Di dalam kamar, saya menghidupkan komputer dan mengoperasikan program dvd playernya, lalu kumasukkan kaset-ku itu dan kujalankan. Sesuai dugaanku Kaset itu berjalan bagus.

“ Mba’ pingin nonton ? ”, tanya saya sambil melihat Mba’ Rika yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku.

“ Film apa sih ? ”, tanya Mba’ Rika kepada saya.

Pokoknya bagus deh Mba’ filnya ”, ucapku.

Kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mba’ Rika , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya. Mba’ Rika hanya mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mumpung filmnya belum masuk ke bagian intinya. Pintu kamar tetangga saya itu-pun kembali ditutup, saya bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yang dilsayakan Mba’ Rika.

Setelah di kamarku. melalui Fentilasi kulihat Mba’ Rika menonton di depan komputer. Dia tampaknya kaget begitu melihat adegan porno langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cemas saya menantikan reaksinya. Menit demi menit berlalu hingga sudah 15 menit kulihat Mba’ Rika masih tetap menonton. Saya senang berarti Mba’ Rika menyukainya.

Lalu terjadi sesuatu yang lebih dari saya harapkan, tangan Mba’ Rika saat itu mulai masuk ke dalam dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.

“ Ssssss... Oughhhh... Aghhhhh… ”, desahnya mulai terdengar.

Suara Mba’ Rika mendesah-desah , tampaknya merasakankenikmatan.Saya kaget, Wah, hebat ternyata ber-masturbasi ucapku dalam hati. Rasanya saat itu saya ingin segera masuk ke kamar Mba’ Rika, kemudian memeluk dan langsung menyetubuhinya. Saat itu masih hanya angan-angan, tapi saya sadar, ini perlu proses dan hal ini tidak semudah seperti yang saya katakan tadi.

Akhirnya saya memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku. Sayapun mulai melsayakan onani dengan memain-mainkan kejantananku. Film di komputer itu terus berjalan, kira-kira hampir 1jam lamanya, pertanda film itu akan habis dan Mba’ Rika kulihat sudah empat kali klimaks, luar biasa.

Dan ketika filmnya berakhir, Mba’ Rika ternyata masih me-neruskan masturbasinya hingga menggenapi klimaksnya menjadi lima kali.

“ Aghhhhhh... ”, Mba’ Rika terpekik pelan menandai klimaksnya.

Sesaat setelah klimaks Mba’ Rika yang kelima saya-pun ejakulasi.

“ Oughhhhh... ”, suara berat-ku mengiringi luapan air mani di tanganku.

Saya senang sekali, berarti saya lebih tangguh dari Mas Alex dan bisa memuaskan Mba’ Rika nantinya karena bisa klimaks dan ejakulasi bersamaan.Kemudian Mba’ Rika sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Kasetnya dan mematikan komputer. Setelah siang hari, Mas Alex baru pulang. Sedikit berdebar-debar saya menunggu perkembangan di kamar tetangga saya itu.

Saya takut kalau-kalau Mba’ Rika ngomong macam- macam soal Kaset itu, bisa berabe saya. Tetapi kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali saya mengintip lewat Fentilasi, apa yang terjadi di sebelah. Begitu saya mulai mengintip, saya kaget ! Karena kulihat Mba’ Rika dalam keadaan hampir bugil. Saat itu Mba’ Rika hanya memakai CD (celana dalam) dihimpit oleh Mas Alex.

Lalu mereka-pun mulai bersetubuh. Namun seperti yang dulu-dulu, permainan itu hanya berlangsung sebentar dan tampaknya Mba’ Rika kelihatan tidak menikmati dan tidak bisa mencapai klimaks. Bahkan saya melihat Mba’ Rika seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika buah dadanya diremas. Bagaimanapun saya senang, langkah kedua saya berhasil.

Hal itu membuat Mba’ Rika tidak bisalagi mencapai klimaks dengan Mas Alex. Prediksiku, Mba’ Rika akan sangat tergantung pada Kaset itu untuk kepuasan klimaksnya, sedangkan cara menghidupkan Kaset itu hanya saya yang tahu, disinilah kesempatanku. Hari Kamis, pukul 09.00 pagi, saya bangun dari tidur, mempersiapkan segala sesuatunya.

Kebetulan saat itu hari cuti bersama diperusahaan saya, pas sekalikan para pembaca. Hari ini bisa jadi saat yang sangat bersejarah bagiku. Kemarin saya telah mengintip Mba’ Rika dan Mas Alex seharian, mereka kemarin ber-setubuh hanya 2 kali, itupun berlangsung sangat cepat, dan yang penting bagiku, Mba’ Rika tidak bisa klimaks.
Malam kemarin saya juga sudah bersiap-siap dengan minum segelas jamu kuat, yang bisa menambah kualitas spermsaya.

Pada pagi hari itu, setelah saya mandi, saya berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti saya melangkah ke tetangga sebelahku, Mba’ Rika yang sedang sendirian. Kembali saya mengetuk pintu kamarnya pelan,

“ Selamat pagi Mba’ ”, ucapku msembari mengetuk pintu Mba’ Rika.

“ Iya, siapa yah ”, suara lembut Mba’ Rika menyahut dari dalam kamar.

Mba’ Rika-pun membuka pintu, kali ini dia berdiri di depan pintunya, tidak seperti kemarin yang hanya melongokkan kepala dari celah pintu yang se'dikit terbuka. Saat itu dia memakai jilbab biru dengan motif renda, terlihat sangat manis sekali,

“ Oh kamu Rom, kenapa lagi Rom kamu kesini ??? ”, tanya Mba’Rika.

“ Gini Mba’, saya kemarin lupa memberitahukan cara mengelurkan kaset yang kemarin Mba’ ”, ucapku sambil tersenyum.

Tiba-tiba raut muka Mba’ Rika menjadi sangat serius,dan berkata

“ Kamu bener-bener kurang ajar ya Rom, masa kamu muterin Kaset porno pada Mba’ ”, kata Mba’ Rika sedikit keras.

Saat itu saya terkaget, ternyata dia mara. Lalu saat itu juga saya cepat mengarang alasan,

“ Wah… maaf Mba’, kaset itu adalah hadiah dari teman saya Mba’, setahu saya isi kaset itu adalah film humor, maafin saya ya Mba’, kasetnya tertukar, yaudah saya ambil lagi ya Mba’ kasetnya, seklai lagi maafkan saya ya Mba’ ”, ucapku.

Saat itu Mba’ Rika tidak menjawab, lalu dia masuk ke dalam kamarnya. Saat itu dia tampak kecewa, saya senang berarti dia takut kehilangan Kaset itu. Lalu saya-pun masuk ke kamarnya melalui pintu yang sedari tadi terbuka. Mba’ Rika kaget, melihatku mengikuti langkahnya,

“ Eeeh... kamu kok ikut masuk juga ??? ”, ucap Mba’ Rika.

Saat itu sambil menutup pintu kamar Mba’ Rika, dengan tenang saya menjawab,

“ Ahhh... Mba’ jangan munafiklah, toh Mba’ juga menyukai kaset porno itu, saya lihat Mba’ sampai masturbasi segala ”, ucapku dengan tegas.

“ Kurang ajar kamu ya Rom, keluar nggak kamu !!! Kalau tidak saya akan berteriak ”, gertak Mba’ Rika.

“ Mba’ jangan marah dulu, coba Mba’ pikirkan lagi, sejak menonton Kaset itu, Mba’ tidak bisa lagi klimaks dengan Mas Alex khan ”, ucapku sembari merebut kaset itu dan mematahkannya. Seketika itu Mba’ Rika terkejut,

“ Ka… kamu... ”.

Belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, saya memotongnya,

“ Saya bersedia memberikan kepuasan kepada Mba’ Rika, saya jamin Mba’ Rika bisa klimaks bila main dengan saya ”, rayuku.

“ Kurang ajar, Keluar kamu !!! ”, gertaknya lagi.

“ Oh tidak bisa, tidak segampang itu Mba’ mengusir saya, ayolah Mba’ Rika jangan marah !!! pikirkan dulu, saya satu-satunya kesempatan, bila Mba’ Rika tidak memakai saya, seumur-umur Mba’ Rika nggak akan pernah mencapai klimaks lagi ”, ucap saya terus menghasutnya.

Saat itu Mba’ Rika terdiam sebentar, saya senang dan berpikir dia mulai termakan rayuanku, namun,

“ sekali tidak ya tidak, kamu ngerti nggks sih ??? keluar kamu !!!! ucap Mba’ Rika membentak saya lagi.

Sebenarnya saat itu saya mulai takut dan gemetar, tapi saat itu sudah terlanjur basah, maka saya terus berusaha untuk merayu Mba’Rika dan berkata,

“ Sebaiknya Mba’ pikirkan lagi, di sini cuma saya yang mengajukan diri memuaskan Mba’, saya satu-satunya kesempatan Mba’, kalau Mba’ tidak mengambil kesempatan ini, Mba’ akan menyesal seumur hidup… ”, ucapku sedikit tegas.

Lama kulihat Mba’ Rika terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Saya pura-pura mengalah,

“ Ya udahlah, jika Mba’ tidak mau, saya pergi saja, saya itu cuma kasihan ngelihat Mba’ ”, ucapku sambil beranjak pergi.

Tetapi kulihat Mba’ Rika hanya diam terduduk di ranjangnya, saya membatalkan niatku, pintu yang telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan saya mendekati Mba’ Rika, kulihat dia menangis,

“ Mba’, jangan menangis gitu dong, tidak ada maksud saya sedikitpun menyakiti Mba’, ucapku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.

Lalu pelan-pelan kupegang pundak Mba’ Rika dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang. Ternyata Mba’ Rika hanya menurut saja, saya senang seklai saat itu, ternyata rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya.Kemudian saya mulai membuka resleting celana panjangnya, saat itu dia tampaknya inign menolak, namun saat itu saya dengan santai menepis tangannya.

Saya-pun melanjutkan aksi saya dengan memasukkan tanganku ke dalam celana Mba’ Rika. Tanganku masuk kedalam CD (celana dalam)nya, lalu langsung jariku menuju ke tengah lubang birahinya. Saya sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubangitu berkali-kali.

“ Aghhhhh... Ssss… Aghhhhhhh ”,desahan Mba’ Rika mengiringi setiap aksi jemariku.

Saya ingin membuatnya terang-sang dan mencapai klimaks. Lalu dengan cepat kutarikcelana pan-jang dan kolornya, sehingga terlihatlah pahanya yang putih dan mulus, saya langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mba’ Rika dengan merata. Sayapun mengincar klitoris Mba’ Rika yang tersembul ke luar dari bagian atas liang senggama-nya.

Tanpa buang waktu saya langsung mengkulum klitoris itu di dalam mulutku,

“ Eummm... sruppp… eummmm... sruppp… sruppp ”, suara lidahku menari-nari di di klitoris-nya, ssembari sesekali kugigit pelan-pelan klitoris Mba’Rika.

“ Aghhhh... Oughhhhh... Sssssss… Rom… Aghhhhhh ”, desah Mba’ Rika mulai terdengar.

Saat itu tanganku semakin kupercepat menusuk liang senggama Mba’ Rika dan lidahku makin menggila menari-nari di atas klitorisnya itu. Perlahan kubimbing Mba’ Rika mencapai puncaknya, hingga akhirnya...

“ Oughhhhhhhhhhhhhhh…. ”, terdengar pekikan pelan Mba’ Rika mengiringi klimaksnya.

Pada saat itu saya melihat jemari tanganku sudah basah, hal itu bukan karena liurku melainkan karena lendir kawin Mba’ Rika yang telah basah. Saya mencium kewanitaan itu, tercium bau khas cairan kewanitaan wanita yang klimaks. Saya tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mba’ Rika mencapai klimaksnya.
Tetapi saya tidak berhenti sampai di situ saja.

Setelah memelankan permainan jariku di liang senggama-nya, kini permainan jari saya-pun kembali kupercepat. Terdengar desahan Mba’ Rika,

“ Aghhhh... Oughhhh... yeaah... ”, Mba’ Rika mulai meracau.

Sementara tangan kiriku beroperasi di kewanitaan Mba’ Rika, tangan kananku mulai meremas blus Mba’ Rika, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya hingga menyembullah buah dada Mba’ Rika yang indah membukit.Kemudian saya menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas buah dada Mba’ Rika bergantian,

“ Slurrpp... slrrrrpp... .slluuurpp ”, suara hisapan saya pada puting Mba’ Rika.

Dan sat itu-pun desahan Mba’ Rika mulai terdengar di telinga saya,

“ Ughhhh… Aghhhh... terus... Rom… terusin... Sssss… ”, ucapnya.

Saat itu dengan tangan kiriku tetap beraksi di kewanitaan Mba’ Rika. Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mba’ Rika yang mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mba’ Rika sedikit kaget,

“ Oughhhh... eummm... slurpppp ”,

Saat itu Mba’ Rika tidak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, dan lidahnya kini-pun bertemu dengan lidahku yang mulai menari-nari didalam mulutnya. Saat itu saya memang berusaha membimbing Mba’ Rika agar klimaks untuk kedua kalinya. Agar di saat klimaksnya itu saya bisa memasukankejantananku, mempenetrasi kewanitaannya.

Karena saya sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran kejantananku lebih besar dari punya Mas Alex yang biasa masuk.Sambil mencium dan merang-sang liang senggama Mba’ Rika, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan boxer, lalu melemparkannya ke lantai. Tangan kananku mengelus - elus Torpedoku yang terasa mulai mengeras.

Setelah sekian lama, pada akhirnya Mba’ Rika mencapai klimaksnya untuk yang kedua kali,

“ Oughhhhh... Ssssssssssssssss…. Enak Rom… Aghhhhhhh ”, desah Mba’ Rika.

Mba’ Rika mengerang, tetapi belum selesai erangannya, saya langsung menusukkan kejantananku pelan-pelan ke dalam kewanitaannya.

“ Ughhhh… Ssss… Aghhhhh…”, suara Mba’ Rika terpekik.

Saat itu diiringi dengan atanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, saya tersenyum.Sayapun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mba’ Rika dengan kedua tanganku, lalu kulsayakan penetrasi Torpedoku pelan-pelan lama kelamaan menjadi semakin cepat.

“ Clepppp… Slerppp... Pyekkk… Pyekkk… Pyekkk… ”, suara kewanitaan yang mulai basah karena kejantananku mulai terdengar.

Lalu Mba’ Rikapun berkata,

“ Oughhhhh... yeaaah... terus Rom, Oughhh… Sssss… Aghhhh… ”, racau Mba’ Rika mulai tidak terkendali.

Saat itu sayapun semakin mempercepat genjotan, kini kedua kakinya saya sandarkan di pundakku, dengan posisi pinggul Mba’ Rika sedikit kuangkat lalu saya-pun terus mendorong pinggulku berulang-ulang. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mba’ Rika yang indah, sambil menggenjot saya membelai rambut hitam itu.

“ Oughhhh... Oughhhhh... Ssss… aghhhh… ”, desah kami saling beriringan.

Suara desahanku dan Mba’ Rika terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah.Setelah lama, saya mengubah posisi Mba’ Rika, badannya kutarik sehingga kini diaada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara kejantananku dan kewanitaannya masih menyatu. Tanganku memegang pinggul Mba’ Rika, membantunya badannya untuk naik turun.

Kepala saya kini dihadapkan pada dua buah dada montok yang segar dan berayun-ayun akibat gerakan kami berdua. Saat itu saya-pun langsung membenamkan kepala saya ke dalam kedua buah dada itu, menjilatnya dan menciumnya be-gantian.Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama... .

“ Ughhhh… Ssss… Oughhhhh... ”, desah Mba’’ Rika.

Desahan panjang Mba’ Rika itu pertanda bahwa Mba’ Rika telah klimaks, saat itu kepalanya mendongak menatap langit-langit kamarnya saat. Saya senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat. Lama kami saling bertatap-tatapan, saya lalu mencium mesra bibir Mba’ Rika dan Mba’ Rika juga menyambut ciumanku.
Saat itu kami-pun saling berciuman dengan mesra, sungguh nikmatnya. Tidak lama saya-pun menghentikan ciumanku, saya kaget, Mba’ Rika ternyata menangis, lalu aku bertanya,

“ Kenapa Mba’ Rika ? saya menyakiti Mba’ ya ??? ”, tanya saya lembut penuh sesal.

Dengan masih terisak karena menangis, Mba’ Rika menjawab,

“ Nggak kog Rom, kamu justru telah membuat Mba’ bahagia, sebelumnya Mba’ belum pernah merasakan kebahagian seperti bersama suami Mba’”, ucapnya.

Kami berdua tersenyum, ke-mudian pelan saya baringkan Mba’ Rika. Perlahan saya mengencangkan penetrasiku kembali.Sambil meremas kedua payu-daranya, saya membolak-balikkan badan Mba’ Rika ke kiri dan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian,

“ Aghhhh... Aghhhh... Aghhhh… ”, desahku.

“ Oughhhh... Oughhhhh... Ssss… aghhhh… ”, desah Mba’ Rika .

Sampai pada akhirnya saya mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan kejantananku seperti berada di ujung, siap untuk meledak.Saya ingin melsayakannya ber-sama dengan Mba’ Rika. Untuk itu saya memeluk Mba’ Rika, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahsaya berhasil karena perlahan Mba’ Rika kembali terang-sang, bahkan terlalu cepat.Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mba’ Rika,

“ Ughhhh…Tahan... tahan... Mba’, kita keluarkan bersama-sama ya Mba’, Ssss… Aghhhhh… ”, ucap saya menahan Mba’ Rika.

“ Oughhhh...Ssss... saya udah tidak tahan lagi Rom… Oughhhh…”, ucap Mba’ Rika, sembari mendesah.

Saat itu saya melihat matanya terpejam kuat menahan klimaksnya.

“ Pelan - pelan saja Mba’, kita lsayakan serentak ”, ucapku berbisik sembari kupelankan ayunan torpedoku.

Pada Akhirnya yang kuinginkan terjadi, urat-urat syarafku menegang, kejantananku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga saya mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat.

“ Ouhhhh... Ssss... Aghhh… ”, Desah Mba’ Rika.

Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan kejantananku,

“ Lepaskan... lepaskan... Mba’, sekarang !!! suarsaya mengiringi desahan Mba’ Rika.

Sketika itu Mba’ Rika-pun menuruti saranku, diapun akhirnya melepaskan klimaksnya,

“ Ouhhhhhhhhhh... Ssss... Aghhhhh... … ”, desah Mba’ Rika.

suara berat menandakan ejakulasiku, mengiringi klimaks Mba’ Rika. Saat itu saya-pun memeluk erat ketika dia mendapatkan ejakulasi-nya. Setelah permainan sexs itu, masih dalam keadaan bugil saya terkapar di samping Mba’ Rika yang juga telanjang. Mba’ Rika memelukku dan mencium pipiku berkali-kali sembari membisikkan sesuatu ke telingsaya.

“ Makasih ya Rom, saya puas sekali dengan permainan sexsmu… ”, bisik Mba’ Rika puas kepada saya.

Saat itu Mba’ Rika saya lihat senang, kemudian dia memeluk tubuhku dengan erat, sembari menyandarkan kepalanya di atas dadsaya. Dalam hatiku saya merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Saya sedih dan menyesal melsayakan ini dengan Mba’ Rika, saya takut dia tidak akan pernah lagi mencapai klimaks selain dengan diriku, ini berarti saya menyengsarakan Mba’ Rika.

Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.butuhsex.com.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.